Aku seperti si buah jeruk. Waktu itu, kau melihatku seperti buah jeruk dengan warna orange yang memikat. kau tertarik dengan warnaku dan menganggapku manis.
Dalam sebuah keranjang buah yang hanya berisi jeruk, kau mengambilku dan menyimpanku di saku bajumu. Aku berada di saku baju dan mendengar detak jantungmu. Itu terdengar merdu, dan aku mulai menyukaimu. Yaa, saat itu aku mulai menyukaimu.
Kemudian kau meletakkanku di sebuah meja. Aku memperhatikanmu. Kemudian kau duduk, dan memegangku si buah jeruk ini. Hal yang ku dengar darimu adalah "Kau terlihat manis, Aku suka". Aku manis dimatamu, dan kau makan aku. Namun, belum sampai kau menghabiskan ku. Kau berhenti dan menatap sebuah keranjang sampah. Aku berusaha mengatakan "Tolong jangan meletakkanku disana". Sayangnua kau tak bisa mendengarku.
Kemudian, kau meletakkan ku kembali di meja dan pergi. Aku ingin berusaha mengatakan "Jangan Pergi". Tapi sekali lagi aku tidak bisa. Dan dari jendela ku lihat kau pergi ditempat keranjang dimana aku semula berada. Kau mengambil jeruk lain dan kau letakkan di saku bajumu.
Aku sedih, sangat sedih. Aku ingin menangis. Aku terluka. Aku seperti jeruk yang tak utuh lagi. Sebagian dariku kau ambil dan sebgaian lagi masih ada bersamaku.
Jika aku bisa jadi seperti kau, aku hanya ingin mengatakan bahwa ku ingin berada di saku bajumu lagi, mendengar detak jantungmu, dan dekat denganmu. Kau terasa begitu hangat. Tapi aku tak mungkin merasakan itu lagi. Karna aku tak yakin kau akan kembali lagi padaku.
Aku menyukaimu dari detak jantungmu, tapi kau menyukaiku dari warna orange-ku.